Selasa, 01 Maret 2011

Tugas Perekonomian Indonesia

NAMA                  :   NUR SUSILAWATI
KELAS                  :  1EB21
NPM                      :  29210584
MATA KULIAH   :  PEREKONOMIAN INDONESIA(SOFT SKILL)




Bagaimana kondisi perekonomian pada saat pemerintahan SBY?

Kondisi perekonomian pada masa pemerintahan SBY mengalami perkembangan yang cukup baik.Setelah mencoba bangkit dari krisis nilai tukar yang melanda negara-negara Asia pada pertengahan tahun 1997, disusul kemudian krisis keuangan global yang secara tidak langsung memengaruhi kinerja perekonomian Indonesia. Selama masa-masa sulit tersebut, Presiden SBY berhasil menciptakan kestabilan politik dan ekonomi.
Kondisi ekonomi yang membaik selama pemerintahan SBY diantaranya ditandai kestabilan makro ekonomi, seperti pertumbuhan ekonomi yang positif sementara pada saat yang sama negara-negara lain kinerja ekonominya mengalami penurunan. Laju inflasi terkendali dan nilai tukar masih stabil. Presiden SBY juga terus melakukan reformasi seperti reformasi birokrasi, konsistensi penegakan hukum  dan pemberantasan korupsi. Kemajuan-kemajuan yang dicapai ini memang sangat diperlukan, sebagai salah satu prasyarat untuk menciptakan landasan yang kokoh bagi terciptanya pertumbuhan tinggi yang berkualitas dan berkelanjutan.
Salah satu penyebab utama kesuksesan perekonomian Indonesia adalah konsumsi domestik yang masih tumbuh positif, ketergantungan produk domestik yang tidak terlalu tinggi terhadap pasar luar negeri dan efektifitas kebijakan pemerintah dalam mengelola fiskal.

Selain itu presiden SBY juga membuat Kebijakan kontroversial yang pertama adalah mengurangi subsidi BBM, atau dengan kata lain menaikkan harga BBM. kebijakan kontroversial kedua, yakni Bantuan Langsung Tunai (BLT) bagi masyarakat miskin. Kebanyakan BLT tidak sampai ke tangan yang berhak, dan pembagiannya menimbulkan berbagai masalah sosial.
Pada pertengahan bulan Oktober 2006 , Indonesia melunasi seluruh sisa utang pada IMF sebesar 3,2 miliar dolar AS. Dengan ini, maka diharapkan Indonesia tak lagi mengikuti agenda-agenda IMF dalam menentukan kebijakan dalam negri. Namun wacana untuk berhutang lagi pada luar negri kembali mencuat, setelah keluarnya laporan bahwa kesenjangan ekonomi antara penduduk kaya dan miskin menajam, dan jumlah penduduk miskin meningkat dari 35,10 jiwa di bulan Februari 2005 menjadi 39,05 juta jiwa pada bulan Maret 2006. Hal ini disebabkan karena beberapa hal, antara lain karena pengucuran kredit perbankan ke sector riil masih sangat kurang (perbankan lebih suka menyimpan dana di SBI), sehingga kinerja sector riil kurang dan berimbas pada turunnya investasi. Selain itu, birokrasi pemerintahan terlalu kental, sehingga menyebabkan kecilnya realisasi belanja Negara dan daya serap, karena inefisiensi pengelolaan anggaran. Jadi, di satu sisi pemerintah berupaya mengundang investor dari luar negri, tapi di lain pihak, kondisi dalam negeri masih kurang kondusif.
            Meskipun kondisi perekonomian indonesia pada masa pemerintaha SBY  mengalami perkembangan namun sangat jelas kalau diindonesia ini justru semakin banyak rakyat miskin yang terus bertambah,jadi perekonomian indonesia saat ini  masih memerlukan banyak perbaikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar